Selamat datang di Blog kami, semoga apa yang kami bagikan dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama. Jangan lupa Follow, Subscribe dan Like. Kunjungi juga chanel youtube kami : Sumayasa Dum Edukasi
Showing posts with label MEDIA PEMBELAJARAN SD. Show all posts
Showing posts with label MEDIA PEMBELAJARAN SD. Show all posts
2.3 Sejarah Peta Buta
Banyak siswa mengalami kesulitan belajar dan me-“memorize” letak, wilayah, kenampakan alam/buatan, ibu-kota/kota, batas-batas negara dll. pada peta. Menghafal dalam bentuk deretan tulisan pada buku pegangan siswa, tidak membantu “mendaratkan” pemahaman siswa pada pengetahuannya mengenai mapping. Atlas, Globe, Peta topic tertentu memang membantu, namun untuk membantu menguatkan memory siswa atas fakta-fakta yang berkenaan dengan peta tetap harus dibantu dengan peta buta.
Peta buta adalah sebuah peta gambar dunia, negara atau wilayah tertentu yang tidak disertai dengan tulisan keterangan nama-nama daerahnya. Anak-anak sekolah biasanya mempelajari peta buta pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ips) atau geografi. Selain peta buta, para siswa siswi sekolah pun dibekali dengan pelajaran tentang peta umum seperti cara membaca peta yang benar, cara membuat peta yang baik, arah mata angin, dan lain-lain.
2.4 Unsur-unsur Yang Terdapat Pada Peta Buta
Seperti halnya dengan peta lain, peta buta juga memiliki beberapa unsur syarat yaitu:
1)conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus seban memiliki berapa unsur syarat gun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.
2)Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.
3)Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan.
2.5Manfaat Mempelajari Pelajaran Peta Buta
Beberapa Manfaat Mempelajari Pelajaran Peta Buta di Sekolah :
1)Melatih daya ingat anak-anak dari melihat suatu bentuk gambar
2)Mengatahui letak kota-kota di indonesia sehingga tahu jika mau ke suatu kota harus lewat kota apa saja
3)Bisa menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca peta dalam mencari keberadaan suatu tempat
4)Mengetahui hal apa saja yang menarik, khas, atau yang penting untuk diketahui dari suatu tempat
5)Memahami betapa luasnya wilayah negara kita dan juga dunia 2.6 Pemanfaatan Peta Buta Sebagai Media Dalam Pembelajaran IPS
Pemanfaatan peta buta sebagai media dalam pembelajaran IPS dapat memiliputi materi pengenalan umum daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pada mulanya siswa diajak untuk melihat wilayah Indonesia dalam atlas masing-masing, setelah itu media yang di gunakan siswa adalah buku IPS SD tentang pengenalan wilayah Indonesia. kemudian guru mengeluarkan peta buta sebagai media belajar yang utama dalam proses pembelajaran ini.
Siswa akan di ajak berinteraksi tentang apa yang akan ditunjukkan oleh guru saat itu dan siswa akan di ajak untuk mengingat letak wilayah-wilayah Indonesia dalam peta, setelah suatu wilayah di jawab maka, guru akan menerangkan profil umum yang terdapat dalam wilayah tersebut. Penjelasan yang akan dibahas oleh guru adalah tentang keadaan goegrafis, SDA, jumlah propinsi, dan ibu kotanya
Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.!!!
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman kebangkitannya.
2.Periode Pertengahan.
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.
3.Periode Kejayaan
Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.
4.Periode Modern
Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi (Nyerges 1993).
Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.!!!
Chanel Youtube >>> Sumayasa Dum Edukasi
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Peta juga dapat diartikan sebagi penggambaran secara grafis atau bentuk skala (perbandingan) dari konsep mengenai bumi. Hal ini berarti bahwa peta merupakan alat untuk menyampaikan informasi mengenai ilmu bumi. Peta merupakan media yang universal untuk komunikasi sehingga dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh setiap orang dengan mengabaikan budaya dan bahasa. Sebuah peta merupakan kumpulan gagasan, penggambaran tunggal, konsep-konsep mengenai ilmu bumi yang secara terus menerus mengalami perubahan (Merriam, 1996). Seperti apa peta dahulu diketahui, pengetahuan dasar mengenai peta sama seperti halnya filosofi. Yang mana sering terdapat perbedaan dengan pemetaan modern. Peta adalah alat yang digunakan oleh ilmuwan mencurahkan ide-ide dan menyampaikannya untuk generasi masa depan.
Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.!!!